Sumber Keanekaragaman

Keragaman dan Keragaan Hanjeli (Coix lacryma-jobi) Poaceae

 

Pendahuluan

Famili rumput-rumputan Poaceae (Graminae) merupakan salah satu kelompok terbesar dan paling bernilai dari tumbuhan berbunga melebihi kelompok lainnya berdasarkan pada kontribusi ekonominya. Suku ini memiliki sekitar 600 marga dan lebih dari 6000 spesies (Burkart, 1975).  Rumput-rumputan yang melingkupi sorgum, jelai, jagung dan padi menyediakan pangan dalam bentuk biji-bijian untuk manusia dan hijauan untuk kebanyakan binatang.  Coix lacryma-jobi (Hanjeli, Jali) adalah jenis rumputan yang masuk ke dalam marga Coix, suatu marga asal Asia yang masuk dalam rumpun Maydeae.  Hanjeli diduga berasal dari dari Asia Timur dan Malaya namun sekarang sudah tersebar luas hampir di seluruh dunia. Beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat serta obat herbal.

Hanjeli memiliki potensi yang cukup besar, hasil olahan dari biji jali dapat dimanfaatkan sebagai bahan bubur jali, tape, dan kue-kue yang menggunakan tepung jali sebagai tepung campuran (composite flour).  Selain sebagai sumber pangan pokok, hanjeli juga sangat potensial sebagai tanaman obat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hanjeli memiliki beragam aktivitas farmakologis seperti antioksidan, antikanker dan lainnya. Melihat potensi ini maka ada cukup alasan untuk melindungi, melestarikan dan mengeksplorasi kembali spesies hanjeli.

 

Klasifikasi dan Botani

Marga Coix L. (rumpun Maydeae of Poaceae) terdiri dari 9 spesies yang dibedakan dengan kriteria morfologi dan kromosom.  Spesies-spesies ini adalah C. lacrymajobi L., C. gigantea Koen., C. aquatica Roxb., dua aneuploid  spesies, C. poilanei Mimeur, C. ouwehandii Koord., C. puellarum Balansa dan C. gasteenii Simon. Dari kesembilan ini, tiga yang secara tradisional telah dikenal (C. lacrymajobi, C. gigantea dan C. aquatic) merupakan kelompok yang secara luas terdistribusi disekitar Asia Selatan dan Asia Tenggara (Rao dan Nirmala, 2010).  Secara botani, keseluruhan spesies ini memiliki klasifikasi sebagai berikut (tropicos.org):

Kelas :  Equisetopsida C. Agardh

Subkelas :  Magnoliidae Novák ex Takht.

Superordo:  Lilianae Takht.

Ordo:  Poales Small

Famili:  Poaceae Barnhart

Genus:  Coix L.

 

Hanjeli merupakan rumpun yang banyak, kuat, tegak,  tumbuh menahun, rumputan yang sangat berbatang (Gambar  1),  tinggi 1-2 m dengan rimpang pendek, bebas bercabang di bagian atas, sering dibudidayakan sebagai tahunan. Daun hijau,  sederhana dan seluruh, panjang 10-100 cm dengan lebar 2-7 cm (Gambar 1-3). Bunga keluar dari ketiak daun dan ujung percabangan, berbentuk bulir. Buahnya berbentuk buah batu, bulat lonjong, pada varietas mayuen berwarna putih/biru-ungu dan berkulit keras apabila sudah tua (Gambar 4-6).

Gambar 1.  Tegak, berumpun dengan ibu tangkai bunga yang panjang, kepala bunga majemuk

Gambar 2.  Daun yang panjang, panjangnya lebih besar dibading lebarnya (Lanceloat)

 

 

Gambar 3. Daun dengan pangkal batang menggemgam

 

Gambar 4. Organ berbentuk cangkir bulat telur membawa bunga betina dengan bunga jantan keluar dari puncak organ

 

Gambar 5.  Kupul (Organ berbentuk cangkir) yang berwarna hijau (belum matang) dan hitam

Gambar 6.  Putih, abu-abu kebiruan, kuning, coklat, coklat kemerahan dan bunga pseudo berbentuk manic berwarna hitam.

 

Di Indonesia terdapat beberapa varietas Coix L yang seirng dimanfaatkan yaitu : (a) Varietas ma-yuen. Jenis var. ma-yuen memiliki peranan penting sebagai sumber pangan dan obat tradisional khususnya TCM. Jenis ini memiliki cangkang yang tipis dan mudah dipecahkan, sehingga mudah untuk mendapatkan biji dalamnya untuk bahan makanan. Jenis ini pun memiliki variasi, misalnya jali beras dan jali ketan; dan (b) Varietas lacryma-jobi.  Jenis yang liar (var. stenocarpa, var. monilifer, dll.),  seringkali jenis ini dianggap sebagai gulma, karena mudah sekali tumbuh secara liar. Jenis ini memiliki cangkang yang sangat keras bagaikan batu, sulit dipecahkan. Biji-biji ini seringkali dimanfaatkan sebagai bahan manik-manik kalung (semacam tasbih atau rosario). Biasanya jenis jali batu tumbuh liar. Sebab tanamannya membentuk rimpang yang mampu bertahan pada musim kemarau. Pada musim penghujan, rimpang jali batu ini akan tumbuh lagi untuk membentuk rumpun baru. Tanaman jali batu tumbuh lebih pendek, namun dengan rumpun lebih padat. Batang jali batu hijau gelap. Tinggi tanaman jali batu hanya sekitar 1 m, dengan jumlah tanaman dalam tiap rumpun mencapai belasan individu. Daun tanaman jali batu lebar, pinggirnya menggelombang dan warnanya hijau gelap. Lebar helai daun 5 cm, dengan panjang 60 m. Daun tumbuh pada tiap ruas batang dengan membentuk seludang

(pelepah daun).

 

 

Distribusi dan Ekologi

 

Hanjeli adalah tumbuhan asli asal Asia tropis merentang dari India ke semenanjung Malaysia. Keragaman terbesar ditemukan di kepulauan nusantara.  Hanjeli telah diintroduksi secara luas diberbagai tempat dan telah dinaturalisasi di seluruh daerah tropis dan subtropis pada daerah lintang  22 ° Utara dan Selatan. Hanjeli telah dinaturalisasi di Afrika dan Amerika Serikat bagian selatan dan daerah Dunia Baru tropis. Budidaya Coix Lacryma var. ma-yuen dimulai 3.000-4.000 tahun yang lalu di India, dan 2.000 tahun yang lalu di Cina. Hanjeli merupakan tanaman yang sangat penting sebelum jagung dan beras menjadi tanaman pokok yang meluas. Pusat sekunder keanekaragaman hanjeli ada di wilayah perbukitan S Cina, dan, baru-baru ini di Brazil.

 

Di daerah asalnya, Hanjeli umumnya ditemukan tumbuh sepanjang sungai, selokan, dan aliran air di padang rumput, ladang tanaman tahunan, lahan yang abaikan, di sepanjang pinggir jalan dan di lereng hutan tipe ‘mesic’ yang berada pada ketinggian 0 sampai 2.000 m dpl. Tanaman tumbuh sangat baik di tanah yang subur dengan pH 4,5-8,4, pada tanah yang miskin buahnya berlubang. Hanjeli merupakan tanaman yang toleran terhadap banjir dan air berlebih tapi tidak toleran terhadap kekeringan. Total durasi tanaman adalah 4-6 (-8) bulan. Ketika sebagian besar biji matang, tanaman mulai mengering. Hanjeli mengikuti jalur fotosintesis siklus-C4.

 

Pemanfaatan dan Pengolahan

 

Bulir hanjeli yang berasal buah palsu (pseudo) berperisai dilaporkan memiliki kandungan protein lebih tinggi dari sereal lain dan tidak mengandung gluten. Butiran biji hanjeli umumnya bulat, dengan alur di satu sisi dan dipoles dengan warna putih, meskipun di Jepang biji-bijian berwarna coklat kasar disebut yuuki hatomugi, juga tersedia. Hanjeli mentah rasanya manis dan dapat dimakan sebagai snack. Biji hanjeli juga dapat dikupas langsung dan dimakan seperti memakan kacang.  Biji hanjeli biasanya digunakan setelah pengeringan atau setelah dipanggang dan dimasak. Bulir hanjeli dapat direbus seperti beras atau digiling menjadi tepung dan digunakan untuk membuat roti, kue, kue kering dan dapat menjadi pengganti beras di bahan makanan. Tepung  hanjeli tidak mengandung gluten dan karena itu dicampur dengan gandum atau tepung lainnya untuk membuat adonan.  Komposis campuran yang baik untuk tujuan pembuatan roti ada pada perbandingan  tepung terigu 70% dan 30% tepung hanjeli. Butiran hanjeli juga dapat dimakan utuh dalam sup atau digiling menjadi tepung dan dimakan sebagai bubur. Bulir dan tepung hanjeli sifatnya mudah dicerna sehingga merupakan makanan yang baik untuk penyembuhan dari sakit. Butiran hanjeli yang ditumbuk juga dapat  dibuat menjadi hidangan gula-gula dengan cara digoreng dan disalut dengan gula. Kernel dari hanjeli dapat juga digunakan untuk membuat pati dan diekstraksi minyaknya.

 

Hanjeli atau C. Lacryma-Jobi, juga dikenal sebagai makanan fungsional yang dapat dikonsumsi untuk kesehatan.  Seringkali, hanjeli digunakan sebagai suplemen kesehatan secara umum, terutama manfaat pengembalian fungsi limpa, paru-paru dan kulit.  Hanjeli dipercaya dapat meningkatkan aliran air ke seluruh tubuh, sehingga dapat digunakan oleh mereka yang mengalami stagnasi air, perut kembung, edema dan diare.  Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hanjeli memiliki kemampuan sebagai antioksidan, antikanker, aktivitas gastroprotektif, antiobesitas, antiinflamatory dan aktivitas lainnya.

 

Pustaka

Burkart, A. 1975. Evolution of grasses in South America. Taxon. 24(1):53

 

Rao PN, Nirmala A. Classification of the genus Coix L (Maydeae). J Indian Bot Soc. 2010;89:51–62.

 

T.K. Lim, Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants: Volume 5, Fruits, 2013